Saturday, May 20, 2006

Ketika Rasulullaah pernah tertawa dan tersenyum...

Al-Hafizh Abu Bakar al-Bazzar meriwayatkan bahwa Anas bin Malik r.a berkata:
Rasulullaah saw. pernah tertawa pada suatu hari dan tersenyum, kemudia beliau mengatakan, 'Mengapa kalian tidak menanyakan kepadaku tentang sesuatu yang telah membuatku tertawa?' Mereka menjawab, 'Ya Rasulullaah, apakah yang telah membuat Anda tertawa?' Rasulullaah menjawab, 'Aku merasa takjub dengan perbantahan seorang hamba terhadap Tuhannya pada hari Kiamat nanti. Dia mengatakan, 'Ya Tuhanku, bukankah Engkau telah menjanjikan kepada kami bahwa Engkau tidak akan menzlimi diriku ini." Tuhan menjawab, 'Ya.' Dia berkata, 'Aku tidak mau menerima persaksian kecuali dari diriku sendiri.' Tuhan bertanya, 'Bukankah Aku dan para malaikat pencatat yang mulia sudah cukup menjadi saksi.' Namun hamba itu pun terus-menerus mengulang perkataannya tadi. Lalu mulutnya dikunci dan membiarkan anggota badannya berbicara tentang sesuatu yang telah dia perbuat. Lantas hamba itu mengatakan, 'Dasar tidak tahu diri. Demi kepentingan kamu semua aku ini berbantahan dengan Tuhanmu.' " Hadits ini pun telah dikeluarkan pula oleh Imam Muslim, an-Nasa'i dari Abu Bakar bin Abu Nadhr. Firman Allaah, "Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu." Anggota badan dan kulit mereka berkata kepada pemiliknya ketika dicaci maki karena berani memberikan kesaksian atas perbuatan sang pemilik di hadapan Allaah, "Kamu semua tidak dapat menyembunyikan dari Kami apa yang telah kalian perbuat bahkan kamu memperlihatkan kepada Allaah kekufuran dan kemaksiatan. Dan, kamu tidak peduli dengan Dia menurut pandangan kamu, karena kamu berkeyakinan bahwa Dia tidak akan mengetahui semua yang telah kamu perbuat." Karena itu Allaah berfirman, "Bahkan kamu mengira bahwa Allaah tidak mengethaui kebanyakan dari apa yang kamu kerjakan. Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu." Yakni, ini adalah perkiraan yang meleset. Yaitu, keyakinan kalian bahwa Allaah tidak mengetahui kebanyakan perbuatan yang kamu lakukan. Itulah yang telah membuat kamu celaka dan binasa di sisi Tuhan kamu," maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi." Yakni, dalam berbagai situasi kiamat nanti kamu telah merugikan diri kamu sendiri dan keluargamu. Sumber: Tafsir Ibnu Katsir Jilid IV halaman 197-198

1 Comments:

At 2:42 pm , Anonymous Anonymous said...

ayo posting ttg ingkarus sunnah donk! yg ga mau pk hadits tp tetep hormat ma risululloh. lagi byk yg kyk gitu di sini...

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home